Semoga tidak ada lagi

Terakhir kali... enam tahun lalu.
Kemudian kemarin, ingatan tentang dia hadir kembali dengan sangat jelas tanpa celah.
Gak tau semesta sedang menghibur atau menancap luka lama atau apa?!!.

Sebuah memori yang sangat tidak ingin aku ingat lagi.

But, why?

Aku sama sekali tidak memikirkan itu dan kenapa ia datang dengan santainya?.
Seakan sedang menyambutku sambil mempersilahkan untuk duduk, menyeduh secangkir teh hangat dengan 1/4 gula.
Padahal apa? 0.1% Sianida terkandung di dalamnya.

Bayangan yang terakhir saja belum bisa aku selesaikan dengan kalimat penutup.
Lalu, sekarang ingatan lama masuk tanpa dipersilahkan.

Aku simpan cerita ini, tidak ada yang tau, yang dekat sekalipun. Tidak.

Pasti, "wkwkwk" tulis mereka.

Orang lain tidak akan mengerti dan aku harus paham itu.

Satu hal yang tidak pasti, kenapa datang sekarang?

Tidak ada dosanya memerintah orang untuk memanggilku karena katanya, "Moodnya sedang tidak bagus, coba tengok sebentar mungkin bisa membantu"
Ya, aku dengan bodoh tentunya menemuimu.
Sesampainya disana, kamu hanya diam menatapku dengan baju yang dijadikan sebagai penutup kepala.
Hanya diam. Tidak berbicara.
Sangat ingin aku lempar dengan buku yang kupegang.
Kamu berdiri dan berkata pada temanmu, "Ayo latihan, moodku sudah sangat baik". Lalu tersenyum, menatapku.

Kemudian? Aku terbangun.

Jangan pikir cerita ini nyata. Karena kamu hanya datang dalam mimpi.

Namun...
Perlu kamu tau, kamu tidak pernah tersenyum seperti itu kepadaku sebelumnya, sekalipun hanya dalam mimpi.
Dan ini, pertama kalinya.

Maka dari itu, aku sangat penasaran, kenapa kamu tiba-tiba datang setelah enam tahun berlalu?

Lagipula, aku masih sibuk (berusaha) melepas rumah empat tahun yang lalu. Entah sampai kapan.

Karena itu, singgahmu kali ini aku anggap sebagai angin saja. Lain kali tidak perlu repot-repot. Aku harap semoga tidak ada lain kali.

Kamu tau sendiri,
Kata orang banyak, "First love gak akan pernah berhasil".

Komentar