It's Fine (lie)
Atau lebih tepatnya... harusnya aku tidak merespon ajakan itu.
Sejak awal aku tahu bahwa kamu belum sepenuhnya selesai.
Aku paham betul, kamu masih merangkai serpihan itu menjadi utuh kembali.
Bahkan saat kamu berkata, "Aku keinget masa lalu, gak tau kenapa kok sakit ya"
Sejujurnya, aku tidak tau harus merespon apa dan bagaimana.
Sampai yang terucap dari mulutku hanya, "it's okay".
Kamu yang datang dengan bilang kalau sudah membereskan yang berantakan kemudian dengan begitu meyakinkan untuk masuk ke dalam rumahku.
But, when u said, "Aku suka keinget dia di waktu-waktu tertentu aja, habis itu hilang"
Lalu kamu juga bilang, "Tapi kamu bukan pelampiasan, jangan pikir begitu"
It's hurts actually.
I haven't fallen 100% but sedikit demi sedikit kuberanikan, lagi.
Apakah aku harus 'menormalisasi' rasamu? Yang katanya tidak menjadikanku 'pelampiasan'.
Kamu dengan mudahnya bilang, "Gak sering begini, di waktu-waktu tertentu aja"
Haha.
Gak, ini bukan salahmu.
Perihal rasa emang gak ada yang pernah tahu.
Tapi, you need to solve your past, first.
As u know, I have feelings too...
Rapikan dulu rumahmu.
Kamu ajak aku masuk disaat isi rumahnya terpampang seperti kapal pecah.
I look fine bukan berarti hatiku demikian.
Aku baik bukan berarti kamu bisa seenaknya.
I don't know, i'm so confused...
If u dont clean up the past, sorry... aku memilih untuk putar balik saja.
Dulu aku tidak percaya dengan kalimat : "Tetap orang lama pemenangnya"
But, when i see u, aku percaya bahwa menyakitkan terlibat dengan manusia yang belum menyelesaikan masa lalunya. Sebagaimanapun kita berusaha, jika dia tidak mau beranjak... sulit. Menyakitkan memang.
-02.00 a.m-
MDO
Komentar
Posting Komentar