Paham-memahani, beda cerita
Aku menulis ini bukan karena tak punya tempat untuk meluapkan kisah.
Aku punya. Tapi perihal paham-memahami, terima-menerima ; beda cerita.
Maka dari itu kupikir, wadah apa yang jika dituang tidak akan protes?.
Pertanyaan dadakan yang melahirkan jawaban tepat, hingga akhirnya pilihan terjatuh pada tulisan ini.
Sebuah untaian kata yang sedang kalian baca sekarang adalah pilihan paling dipilih nurani.
Karena sebaik-baiknya manusia pasti terlihat buruk di mata manusia. Itulah mengapa rangkaian kata ini tercipta.
Karena tidak semua cerita bisa dikonsumsi bersama.
Oh, atau mungkin, nyatanya aku yang tidak bisa menerima penentangan atas suara.
Bukan juga karena mau diterima, paling sedikit dihargai, sudah cukup.
Dan semua itu, tidak kudapat di destinasi apapun. Pelosok dunia tidak menyediakan tempat seperti yang kumau.
Itu semua kudapat dari sejaras elaborasi bervariasi.
Tidak kutemukan penolakkan di sana, tidak ada sangkalan yang lahir di sana.
Berjalan tanpa harus didorong atau dipaksa. Bekerja tanpa ada hambatan bahkan tanpa harus sembunyi bak mata-mata bayaran.
Mungkin yang ada ; manusia-manusia sok tahu. Iya. Memprotes hal yang dimengerti saja, tidak.
Enggak tahu, ya. Sentimen saja dengan topeng manusia yang berlebihan.
Walau faktanya memang semua makhluk di muka bumi memakai topeng. Menempatkan diri dalam ruang, pula ganti wajah.
Manusiawi, kurasa. Dikatakan tidak berperikemanusiaan jika topengnya berlapis tanpa batas namun disekat. Terkena air sedikit saja, luntur seketika.
Lalu bisanya ngomong, "Ah lebay banget"
Sebuah ucapan yang diucapkan tanpa terkandung pemikiran di dalamnya.
Tidak semua pengalaman bisa dijenaka, tidak semua orang mau bercerita, serta tidak semua orang bisa menerima.
Kau tidak tahu, kan? Betapa lama seseorang menyimpan hingga Ia berani mengeluarkan.
Tidak akan kau tahu, karena kau tidak peduli.
Satu topeng baru. Topeng acuh tak acuh.
Ahh---Itu bukan topengmu, namun memang kau lahir dari sana. Dari sejumput tak acuh ditambah dua sendok ketidakseriusan serta dilengkapi semangkuk seloroh endasan.
Oleh karena itu semua, ku lebih nyaman berada di zona kata-berkata, tulis-menulis dan cerita-bercerita.
Saluran yang jarang diketahui tapi itulah intinya. Tidak terdapat artifisil yang merusak netra.
Jadi, kalau kalian mau, boleh masuk dalam dunia sepertiku. Itu pun jika kalian mau keluar dari dunia makhluk hidup tak bersanggupan merasa.
Tapi, tunggu dulu. Heran dengan inti topik hari ini? Tidak apa, bukannya dari awal memang tidak berencana untuk mengerti? Bergurau saja.
Semua tanda tanya yang kalian pikirkan, hal itu ada dalam baris pertama cerita ini. Malas mencari? Ya sudah, tidak mau, tidak usah dibuat. Sederhana saja jangan buat ribet.
Hidup kok maunya diribet-ribetin. Manusia-manusia.
Komentar
Posting Komentar