Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Kopi pun tidak apa-apa

Sejujurnya, beberapa waktu belakangan ini, isi kepala saya sering bertengkar. Entah itu perihal; hidup, teman, keluarga bahkan pasangan. Sampai-sampai menjadi diam adalah opsi paling buruk untuk dilakukan, padahal itu satu-satunya hal yang bisa saya lakukan. Dan ini pertama kalinya rasa itu hadir menyelimuti ruang dan waktu. Kenapa? Semakin diam maka semakin kacau pikiran. Begitu banyak pertimbangan yang tidak penting dan seharusnya tidak ada, justru hidup di sana. Jika bisa, sekali saja merasakan hal baru. Baru dalam artian benar-benar baru. Ya, kopi pun tidak apa-apa. Agak lucu juga, karena kopi bukan karakter yang saya banget. Bahkan, memang bukan saya. Alasannya, bukan karena tidak bisa. Tapi kopi dan saya bukan perpaduan yang cantik. Jangan disatukan, deh. Parah. Namun untuk sekarang, saya rasa tidak apa-apa kali ya? Kopi mengisi dunia saya. Bicara soal kopi, ternyata ia tak begitu pahit, ya. Campuran pahit dan manis yang sebenarnya... entahlah apa bahasanya. Karena sejat...

Berharap terlihat buruk untuk dilakukan

Tahun 2020 jauh dari kata sempurna. Baru setengah tahun saja, Ia sudah telan banyak rencana, banyak bahagia, banyak harapan, banyak jiwa yang semestinya sudah bisa diwujudkan. Kamu bingung, "kenapa jiwa masuk di dalamnya?" Tentu saja kawan! Memiliki seseorang adalah sebuah hal yang diimpikan setiap orang, bukan? Jika jiwanya tidak ada, lantas bagaimana bisa jadi hak milik? Ah, maaf-maaf, bukan itu titik fokus narasi ini. Tahun sekarang, membuat saya dan mungkin kamu akan berpikir, "Apalagi yang bakal terjadi?" Seakan-akan, membuat harapan menjadi jawaban yang sia-sia untuk dibuat. "Mau harapan setinggi apa, juga gak akan mempan." Ya, itu isi kepala kita. Ralat, saya. Tak apa bila kamu juga. Karena nyatanya, kata ' Terserah ' menjadi kata favorit untuk di distribusi. Mau lari kemana juga gak akan menyelesaikan apa-apa. Sama halnya dengan diam. Lalu bagaimana? Apa harus diam saja, begitu? Apa harus menonton saja, begitu? Apa harus buat a...

Baik karena memang baik

"Kenapa saya baik tapi dianya jahat?" Manusia tidak akan pernah bisa mengontrol manusia lain untuk bertingkah terhadap diri kita. Bahkan, jika bertaruh nyawa sekali pun, tidak akan pernah bisa. Dugaan-dugaan sering kita dapat, bukan karena kita jahat tapi justru sebaliknya. Karena kita terlalu baik. Mereka tidak percaya akan benih baik yang sudah dijaga sepenuh jiwa supaya tidak rusak itu memang nyata diberi bukan untuk dijual. Terlalu banyak prasangka buruk yang kita tuai dari orang lain. Ah, bukan. Tapi, terlalu banyak ketidakpercayaan manusia lain terhadap kebaikkan kita. Banyak kalimat yang kita terima seperti, "Gak usah sok baik," atau, "Gak percayalah,". Baik dalam kalimat halus ataupun secara nyata menusuk ke liang jantung. Kalimat-kalimat sederhana nan mematikan, setiap hari datang tanpa henti. Bahkan disaat tidak melakukan apapun, prasangka tidak baik selalu hadir, masuk melalui cela terkecil. Mungkin, salah satu penyebab orang baik jadi...