Kopi pun tidak apa-apa
Sejujurnya, beberapa waktu belakangan ini, isi kepala saya sering bertengkar. Entah itu perihal; hidup, teman, keluarga bahkan pasangan. Sampai-sampai menjadi diam adalah opsi paling buruk untuk dilakukan, padahal itu satu-satunya hal yang bisa saya lakukan. Dan ini pertama kalinya rasa itu hadir menyelimuti ruang dan waktu. Kenapa? Semakin diam maka semakin kacau pikiran. Begitu banyak pertimbangan yang tidak penting dan seharusnya tidak ada, justru hidup di sana. Jika bisa, sekali saja merasakan hal baru. Baru dalam artian benar-benar baru. Ya, kopi pun tidak apa-apa. Agak lucu juga, karena kopi bukan karakter yang saya banget. Bahkan, memang bukan saya. Alasannya, bukan karena tidak bisa. Tapi kopi dan saya bukan perpaduan yang cantik. Jangan disatukan, deh. Parah. Namun untuk sekarang, saya rasa tidak apa-apa kali ya? Kopi mengisi dunia saya. Bicara soal kopi, ternyata ia tak begitu pahit, ya. Campuran pahit dan manis yang sebenarnya... entahlah apa bahasanya. Karena sejat...