Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

9.9/10

"Hindariku dari patah hati itu" Tulus, Interaksi. Lagu yang sedang bermain indah di earbudsku. Cocok juga situasinya. Sedikit tidak percaya... diri. Setelah menelaah sedemikian rupa, ternyata dia mendekati sempurna. Gak ada yang sempurna memang. Tapi dia HAMPIR :D Berbanding terbalik, ya. 9.9/10 ratingnya. 5/10 mungkin aku. Jauh, ya. Enjoy , kata mereka. Bagaimana bisa untuk kondisi sekarang? Apakah... pantas? Tidak kan, ya? Namun, kalo kata Tulus, lagi "Ini semua bukan salahmu, punya magis perekat sekuat itu" Tidak ada yang salah sebenarnya. Keadaan saja yang tidak tepat. Memagari diri untuk tidak lewat. Tapi, ternyata malah melompat. Lebih parah. Mungkin, kontrol diri yang kuperlukan. Agar jatuh kali ini tidak benar-benar tenggelam. Setidaknya, apabila tertanam dalam lumpur hisap, sedikit demi sedikit bisa tertarik. Kehampiran sempurnamu, kujadikan motivasi. Salam dariku yang sedang duduk di kursi ke tiga, di baris kedua sebelah kanan. Penu...

Mari jangan geer

Gambar
Peringatan! Dia masih menjadi tokoh dalam cerita sampai detik ini. Jadi, dipersilahkan untuk keluar bila merasa muak. Karena aku... sangat tidak muak <3 Kemarin, dia dengan kameja hitam serta masker berwarna putih hanya duduk saja. Kulihat dia hanya duduk. Tidak berbincang dengan temannya, tidak seperti biasanya. Tumben, pikirku. Ia duduk di seberang, baris ketiga. Dengan berani, tentu saja, aku terus menatapnya. Tingkah kecil yang dia lakukan, lucu. Ia hanya menatap layar handphone yang mungkin baterainya sudah sekarat. Disela-sela aku memperhatikannya, tiba-tiba... dia menatap ke arahku. EYE CONTACT "Hilangkan aku dari sini, Tuhan, ke pluto aja gak masalah" batinku Tentu saja aku membuang pandangan sambil tersenyum, setengah berteriak, dan... meremas tangan teman di sebelahku. Mianhae chinggu ~~ Ketika kutatap lagi. OH NO!! Dia masih menatap ternyata. "MAMPUS KETAHUAN SUDAH. KETAHUAN NIH" AAAA BAGAIMANA? Tetap tenang dan berwibawa. Hanya berselang b...

Style baru

Gambar
Jarang sekali matahari terbit sebelumku bangun, Namun, pagi tadi, ia berhasil terbit sebelumku menatap dunia. Aneh, ada rasa yang berdetak lebih dari biasanya. Entah, mungkin hanya sejenak. Ternyata, itu sebuah tanda. Ada yang baru dengannya. Dia; sosok yang bahkan kenal aku saja... tidak. Dia lewat sambil mengangkat kursinya karena ia terlambat kelas, dengan kameja hijau serta.... rambut yang baru saja ia pangkas. Style nya kembali seperti pertama kali aku mengaguminya. Sekian banyak memori datang. Membawaku ke prolog. Ah, bukan, tapi ke kata pengantar. Awal kisah yang tidak kusangka bisa berlanjut hingga hampir 3 tahun. Di luar kendali memang. Gak. Dia gak bisa mengacaukan fokus yang sudah kurancang sedemikian hingga. Dan, ya, sudah tertebak. Aku fokus. Fokus kepada dia. Suaranya yang khas bisa kudengar dalam jarak... mungkin lima meter? Entah, hanya mengira. Tapi, sungguh. Dia tampan berkali-kali lipat. Rupanya semesta sedang bersahabat denganku, ya. Aku tidak tau apakah...

I realize

Gambar
Tahun kemarin semesta masih menjebakku dalam labirin hingga lupa arah. Sekarang, semesta kembali bertingkah. Ia mengirim sosok yang berhasil buatku jatuh. Yes. I realize. I fall. Tanpa perencanaan, tanpa persiapan. Hanya dengan suaranya, aku benar-benar jatuh. Satu melodi yang keluar dari mulutnya, berhasil menangkapku. Tidak, saat itu sejatinya aku hanya mengagumi karena dia sehebat itu. Siapa yang sangka, perasaan kagum yang awalnya tidak kusiapkan meledak menjadi jutaan kasih. Sudah kuingatkan pada diri sendiri untuk tidak jatuh dulu. Karena luka sebelumnya, baru saja sembuh. Namun semesta tidak mengindahkan peringatan itu.  Sekarang, hanya dengan melihatnya, semua berubah. Dia tidak lagi sehebat itu. Karena dia berubah menjadi seperfect itu. Untuk saat ini, aku hanya akan menikmati, tidak menaruh ekspektasi yang tinggi. Menikmati perasaan-perasaan yang sudah lama pudar, sudah lama tidak hadir. Tidak perlu orang-orang tahu bahwa ternyata dialah sosok yang berhasil me...